Minggu, 15 April 2012

Nubuatan Daniel & Wahyu Berisikan Sejarah Dunia

“Berbahagialah orang yang membaca, dan mereka yang mendengarkan kata-kata dari nubuatan ini, dan memeliharakan segala perkara itu yang tertulis di dalamnya; karena masanya sudah dekat.” (Wahyu 1 : 3).

“Janganlah seorang pun mengira, bahwa karena mereka tidak dapat menjelaskan arti dari setiap simbol yang ada di dalam buku Wahyu, maka tak ada gunanya bagi mereka untuk menyelidiki buku ini dalam usahanya untuk mengetahui arti dari kebenaran yang terkandung di dalamnya. Dia yang mengungkapkan semua rahasia ini kepada Yohanes akan memberikan kepada penyelidik kebenaran yang tekun suatu selera terhadap perkara-perkara samawi. Orang-orang yang hatinya selalu terbuka untuk menerima kebenaran akan mampu memahami ajaran-ajarannya, dan mereka akan dikaruniakan berkat-berkat yang dijanjikan kepada orang-orang yang ‘mendengarkan kata-kata nubuatan ini, dan memeliharakan segala perkara itu yang tertulis di dalamnya.’ – The Acts of the Apostles, halaman 584.

“Di dalam buku Wahyu semua buku Alktiab bertemu dan berakhir. Di sinilah pelengkap dari buku Daniel itu. Yang satu adalah nubuatan; yang lainnya sebuah Wahyu. Buku yang termeterai itu bukanlah buku Wahyu, melainkan bagian dari nubuatan Daniel itu yang berhubungan dengan akhir zaman. Malaikat itu memerintahkan sebagai berikut : ‘Tetapi akan dikau, hai Daniel, tutuplah semua perkataan itu, dan segellah buku itu, sampai kepada akhir zaman.” – The Acts of the Apostles, halaman 585.

“Angka bilangan tujuh menunjukkan kelengkapan ….. sebaliknya simbol-simbol yang digunakan itu mengungkapkan keadaan sidang pada periode yang berbeda-beda dalam sejarah dunia.” – The Acts of the Apostles, halaman 585.

“Manusia-manusia yang serba terbatas hendaklah jangan mencari-cari untuk mengontrol sesama mereka, dengan mengambil tempat yang tersedia bagi Roh Suci. Janganlah ada orang yang merasa bahwa adalah hak mereka untuk memberikan kepada dunia apa saja yang disangkanya kebenaran, lalu menolak setiap perkara yang akan diberikan bertentangan dengan pendapat-pendapat mereka. Ini bukan tugas mereka. Banyak perkara akan tampak jelas sebagai kebenaran, tetapi kelak tidak akan diterima oleh mereka yang menyangka hasil-hasil interpretasinya sendiri terhadap Firman adalah selalu benar. Perubahan-perubahan yang sangat menentukan harus ditempuh terhadap pendapat-pendapat yang telah diterima sebagian orang sebagai tanpa salah.”--Testimonies to Ministers, halaman 76.

Sebagian besar dunia Kristen akui bahwa kita kini hidup dalam akhir zaman dari sejarah dunia ini. Pada waktu Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya mengenai tanda-tanda dari kedatangan-Nya kembali ke bumi, dan mengenai akhir dunia ini, maka salah satu dari banyak tanda yang diberitahukan-Nya adalah, “Sebab itu apabila kamu kelak menyaksikan kekejian yang mendatangkan kebinasaan tiu seperti yang dibicarakan oleh nabi Daniel, maka berdirilah di tempat yang suci, (barangsiapa yang membaca hendaklah ia mengerti).”  (Matius 24 : 15). Ternyata dari kata-kata Guru bahwa buku Daniel berisikan informasi mengenai tanda-tanda zaman dan akhir dunia. Nubuatan-nubuatan Daniel itu adalah tidak banyak berarti bagi murid-murid itu maupun sidang Kristen yang mula-mula, sebab Daniel mengatakan buku itu adalah tersegel sampai ke akhir zaman. (Daniel 12 : 4). Maka karena buku itu kini telah terbuka, jelaslah bahwa kita sekarang berada di akhir zaman. (Wahyu 22 : 6 – 10). Tetapi buku itu akan terbuka bagi kelas umat yang satu dan tertutup dari kelas yang lainnya, karena ditegaskan-Nya lagi, “Banyak orang akan disucikan dan diputihkan, dan dicobai; tetapi orang jahat akan makin berbuat kejahatan; dan tak seorang pun dari orang-orang jahat itu akan mengerti; tetapi orang-orang bijaksana akan mengerti.” (Daniel 12 : 10). Oleh sebab itu, adalah penting sekali bahwa kita hendaknya bebas dari segala bentuk kejahatan dan supaya mematuhi semua persyaratan-persyaratan ilahi, jika kita hendak mengerti dan menerima semua berkat yang terkandung di dalam buku itu.

Tujuan dari penerbitan ini bukanlah untuk menjelaskan simbol-simbol yang sampai pada waktu ini telah sepenuhnya dijelaskan di dalam berbagai macam penerbitan dan telah dibuktikan benar dalam garis besarnya sampai sekarang, tetapi maksud kami adalah untuk menjernihkan beberapa bagian tertentu yang telah dirahasiakan oleh Roh Allah selama sesuatu masa. Simbol-simbol terkenal yang banyak telah dikenal oleh siswa-siswa Alkitab, akan digambarkan secara singkat, sekedar cukup untuk menghubungkan ingatan dengan simbol-simbol itu yang akan dijelaskan. Kami akan berusaha untuk membuktikan bahwa simbols-simbol dari buku Daniel dan buku Wahyu berisikan keseluruhan sejarah dunia, baik sipil maupun agama, semenjak dari kejadian dunia sampai kepada penebusan.

Di dalam Daniel pasal dua, dimulai dengan kerajaan dunia yang pertama (Babil) sesudah air bah, kita memperoleh sejarah dunia semenjak dari sana sampai kepada kedatangan Kristus yang kedua kali, atau sampai kepada akhir dunia ini, yang ditunjukkan dalam bentuk sebuah patung logam yang besar. “Ya Tuanku, dalam tuanku melihat-lihat itu, maka tiba-tiba ada sebuah patung besar. Patung yang besar ini, yang keindahannya adalah sempurna berdiri di hadapan tuanku, dan bentuknya adalah hebat. Kepala patung ini terbuat dari emas tua, dadanya dan lengannya dari perak, dan perutnya dan pahanya dari tembaga, paha belalangnya dari besi, kaki-kakinya sebagian dari besi dan sebagainnya dari tanah liat. Dalan tuanku melihat-lihat itu kemudian sebuah batu terpotong keluar tanpa pertolongan tangan, yang menimpa patung ini pada kakinya yang berasal dari besi dan tanah liat itu, dan dihancurkannya akan dia. ….. Maka dalam zaman raja-raja ini oleh Allah yang di sorga akan didirikan sebuah kerajaan yang tidak akan pernah dapat dibinasakan; maka kerajaan itu tidak akan diserahkan kepada bangsa lain, tetapi ia itu akan menghancurkan dan meniadakan semua kerajaan ini, dan ia sendiri akan berdiri untuk selama-lamanya. Karena sebagaimana tuanku melihat batu itu terpotong keluar dari gunung tanpa pertolongan tangan, dan bahwa ia itu menghancurkan besi, tembaga, tanah liat, perak, dan emas; maka Allah yang besar telah memberitahukan kepada raja apa yang kelak akan jadi kemudian; dan mimpi itu adalah pasti, dan interpretasinya pun adalah benar.” (Daniel 2 : 31 – 34, 44, 45).

Emas, perak, tembaga, dan besi telah diinterpretasikan melambangkan Babil, Medo-Persia, Gerika dan Romawi. Campuran besi dan tanah liat – yaitu kaki dan jari-jari – kerajaan-kerajaan yang ada sekarang yang datang setelah keruntuhan Romawi. Betapa indahnya nubuatan ini, demikian sederhananya dan benar. Tetapi patung yang besar ini hanya mengungkap kerangka dari sejarah dunia kita yang ada.

Di dalam Daniel pasal tujuh kita memperoleh juga susunan kronologis yang sama dalam bentuk simbol-simbol dari berbagai binatang buas. Alasan bagi adanya penyalinan ini ialah untuk mengungkapkan secara terperinci peristiwa-peristiwa sejarah yang akan jadi di dalam kerangka dari patung besar itu. “Maka jawab Daniel, katanya : Aku tampak dalam khayalku pada malam, maka tengoklah, telah  turun empat angin dari langit yang menimpa ke atas lautan yang luas. Maka empat binatang buas yang besar-besar naik dari dalam laut itu, yang satu berlainan daripada yang lainnya. Yang pertama itu seperti singa dan ia bersayap seperti burung garuda; maka kkulihat sampai tercabut sayap-sayapitu, lalu ia itu diangkat dari bumi, dan dibuat berdiri pada kakinya seperti manusia, dan diberikan kepadanya hati manusia. Maka tengoklah seekor binatang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang, maka berdirilah ia pada sisi yang satu, dan ada tiga tulang rusuk dalam mulutnya di antara gigi-giginya, maka kata mereka kepadanya demikian, Bangkitlah, makanlah olehmu daging yang banyak. Kemudian daripada ini kulihat, bahwasanya ada pula seekor binatang yang lain, seperti harimau kumbang rupanya, dan padanya ada empat sayap burung di belakangnya; dan lagi ia berkepala empat; maka telah diberikan kepadanya pemerintahan. Kemudian dari ini aku lihat dalam khayal pada malam, bahwa sesungguhnya ada binatang yang keempat, mengerikan dan hebat, dan sangat kuat rupanya; maka ia itu memiliki gigi-gigi besi yang besar-besar; maka ditelan olehnya dan dihancurkannya, dan dipijak-pijaknya dengan kakinya semua yang tersisa; maka berlainanlah ia daripada segala binatang yang mendahuluinya; dan ia memiliki sepuluh tanduk. Maka sementara aku mengamat-amati tanduk-tanduk itu, maka tengok, muncullah di antara tanduk-tanduk itu sebuah tanduk kecil lainnya, olehnya juga tiga tanduk dari tanduk-tanduk terdahulu itu tercabut sampai dengan akar-akarnya; maka sesungguhnya pada tanduk yang kecil ini terdapat mata seperti mata manusia dan suatu mulut yang membicarakan perkara-perkara yang besar.” (Daniel 7 : 2 – 8).

Singa, beruang, harimau kumbang, dan binatang yang tak tergambarkan itu menggambarkan kerajaan-kerajaan yang sama seperti halnya emas, perak, tembaga dan besi. Lambang-lambang yang aneh dan tidak alamiah yang berkaitan dengan binatang-binatang itu, yaitu, sayap-sayap, tulang-tulang rusuk, tanduk-tanduk, dan kepala-kepala, adalah sanggup mengungkapkan rahasia-rahasia dari peristiwa-peristiwa sejarah yang akan jadi di dalam periode-periode nubuatan yang besar itu. Hal yang sangat ajaib mengenai simbol-simbol nubuatan ini ialah, bahwa semuanya itu adalah benar-benar mampu untuk mengungkapkan kebenaran, dan sekali dapat dipahami dengan benar, maka semuanya itu tidak dapat dipertentangkan lagi. Setiap interpretasi terhadap nubuatan-nubuatan simbolis yang tidak cocok dengan penjelasan yang diberikan tidak pernah akan dipakai. Interpretasi terhadap simbol-simbol yang sedemikian ini harus tidak hanya sejalan sesuai dengan keseluruhan tujuan dari buku dan hukum Allah, melainkan ia harus juga menunjukkan sesuatu pelajaran penting bagi umat Allah; sehingga apabila suatu penjelasan yang sedemikian in, seperti yang dimaksud, diambil dari Injil, maka hanya dengan begitulah tujuan kita memperoleh kebenaran.

Sementara kepala yang dari pada emas pada patung besar itu melambangkan kerajaan Babil pada puncak kebesarannya, maka singa itu meliputi suatu masa periode yang luas sekali dengan yang tertulis pada kejadian 10 : 8 – 10 sebagai berikut : “Maka Kusy beranak Nimrod; maka mulailah ia menjadi seorang yang perkasa di bumi. Ia adalah seorang pemburu yang perkasa di hadapan Allah; oleh sebab itu akan halnya dikatakan, laksana Nimrod pemburu yang gagah perkasa itu di hadapan Tuhan. Maka permulaan dari pada kerajaannya adalah Babil, dan Erekh, dan Akad, dan Kalneh, semuanya di tanah Sinear.” Permulaan dari kerajaannya adalah Babil, dan Erekh, dan Akad, dan Kalneh, semuanya di tanah Sinear.” Permulaan daripada kerajaannya Nimrod ialah “Babil”, atau sebagaimana di dalam bahasa Gerika disebut “Babilon.” Pemerintahannya meliputi empat kota di daratan itu, yaitu Babilon, Erekh, Akad, dan Kalneh. Kalau saja pembaca mau melihat kepada Kejadian 8 : 1 – 8 lalu dengan seksama menghitung-hitung orang-orang yang dilahirkan dari keluarga Nuh sesudah mereka itu keluar dari bahtera yang selamat dari air bah itu sampai kepada kelahiran Nimrod, maka dapatlah dicatat bahwa Nimrod adalah orang yang ke-26 yang lahir sesudah air bah. Lokasi dari kota itu adalah di tanah Sinear, sesuai yang tertulis di dalam Kejadian 11 : 2 sebagai berikut : “Maka jadilah kelak, tatkala mereka itu berjalan dari sebelah timur, bahwa didapatinya suatu padang yang luas di tanah Sinear; maka tinggallah mereka di sana.”

Nama Babil (dalam bahasa Gerika Babilon) lahir pada waktu itu selagi tugu Babil sementara dibangun, setelah mana Allah mengacaukan orang banyak itu oleh bahasa yang berlainan-lainan. Menurut Daniel ibu kota dari Babilon terletak pada dataran yang sama : “Maka Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda ke dalam tangannya (Raja dari Babilon), …… yang dibawanya ke dalam tanah Sinear.” (Daniel 2 : 1). Oleh sebab itu Babilon telah didirikan segera sesudah air bah, kira-kira di antara tahun 2400 dan 2300 Sebelum Tarik Masehi, dan ia telah mencapai puncak kebesarannya sebagai suatu kerajaan dunia umumnya di antara tahun 400 atau 500 Sebelum Tarik Masehi. Babilon dalam perkembangannya telah meliputi suatu masa periode kira-kira 1800 tahun atau lebih. Tentu saja tidak seorang pun akan mengira bahwaa Babilon adalah terlalu cepat dalam usahanya untuk menguasai dunia tua yang lalu.

1 komentar: